“PENDIDIKAN ILMU SOSIAL” PROSEDUR DAN MODEL EVALUASI PENDIDIKAN ILMU SOSIAL



BAB II
PEMBAHASAN


A.     PENGERTIAN EVALUASI PENGAJARAN IPS
Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan oleh dosen. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian tugas akhir. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Pengertian evaluasi menurut beberapa ahli, yaitu :
a.       Menurut Gronlund, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai.
b.      Edwin Wand dan Gerald W. Brown menyatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
c.       Witherington menyatakan bahwa evaluasi adalah pernyataan bahwa sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.
d.      Mechrens dan Lechman evaluasi menyatakan bahwa evaluasi diartikan sebagai sebagai penentu kesesuaian antara tampilan dengan tujuan-tujuan.

Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Untuk dapat mencapai hasil pengajaran IPS dengan baik, sebelum kita melaksanakan PBM, kita menyusun Tujuan Intruksional IPS yang meliputi Tujuan Intruksional Umum (TIU) dan Tujuan Intruksional Khusus (TIK). Berdasarkan Tujuan Intruksional tersebut, kita melakukan PBM berdasarkan pokok bahasan yang telah ditentukan dengan menerapkan teknik dan strategi tertentu, menerapkan berbagai metode interaksi edukatif, dan menggunakan berbagai media pengajaran.
Setelah itu kita ingin mengetahui apakah tujuan intruksional yang dirumuskan itu tercapai atau tidak?. Untuk itu kita harus melakukan evaluasi terhadap kecakapan anak didik yang telah melaksanakn PBM. Pada pengajaran IPS, evaluasi ini memiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting.

B.     FUNSI EVALUASI PENGAJARAN IPS
Evaluasi memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a)      Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan prestasi belajar
b)      Evaluasi tidak hanya memberikan gambaran tentang kemampuan yang dimiliki peserta didik, tetapi dapat pula untuk memberikan informasi lain, misalnya : tentang sikap, minat, bakat, dan kepribadian peserta didik.
c)      Sebagai alat seleksi
Digunakan sebagai alat seleksi misalnya untuk penerimaan peserta didik baru, untuk memilih siswa yang dapat naik kelas berikutnya, untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
d)     Sebagai alat pengukur keberhasilan
Fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran dapat dicapai setelah kegiatan belajar dilaksanakan.
e)      Sebagai alat penempatan
Untuk dapat mengetahui dengan baik termasuk kelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan
f)       Sebagai alat diagnosik
Misalnya dengan melakukan evaluasi guru dapat mendiagnosis kesulitan peserta didik. Ia dapat mengetahui letak kelemahan dan kebaikan peserta didik dalam pengusaan setiap konsep yang telah diajarkan.

Fungsi evaluasi pendidikan secara didaktif memiliki 5 macam fungsi, yaitu:
1.      Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya. Evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa (=mendiagnose), yaitu memeriksa pada bagian-bagian manakah para peserta didik pada umunya mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.
2.      Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
3.      Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
4.      Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan  jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
5.      Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
6.      Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai. Disini evaluasi dikatakan memiliki fungsi instruksional, yaitu melakukan perbandingan antara Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran tersebut, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan  memiliki 3 macam fungsi, yaitu:
1.      Memberikan laporan
Memberikan laporan mengenai perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
2.      Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
Setiap pendidikan harus di dasarkan pada data yang lengkap dan akurat. Dala hal ini, nilai-nilai hasil belajar peserta dapat diperoleh dari kegiatan evaluasi dan untuk menentukan apakah peserta didik dinyatakan sukses dalam proses belajar atau tidak.
3.      Memberikan gambaran
Memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar peserta didik setelah dilakukan evaluasi hasil belaja


Pada sumber lain disebutkan bahwa evaluasi pengajran IPS berfungsi sebagai:
1.      Untuk mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperolehnya pada PBM IPS, termasuk kemampuan dan ketidakmampuan serta kekuatan dan kelemahannya dalam menguasai materi IPS yang bersangkutan.
2.      Untuk menemukan kelemahan-kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan tujuan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, data ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki dan menyempurnakan tugas berikutnya.
3.      Untuk mengungkap terpenuhi tidaknya tugas guru dalam PBM IPS yang telah dilakukan. Jika terdapat kelemahan-kelemahan atau ada tugas yang tidak terpenuhi, maka pada tugas PBM berikutnya harus diperbaiki dan disempurnakan.
4.      Untuk mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual, yang selanjutnya digunakan untuk membimbing pertumbuhan potensinya lebih lanjut.

C.    TUJUAN EVALUASI PENGAJARAN IPS
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan evaluasi memilki beberapa tujuan.
1.      Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembbelajaran dalam jangka tertentu.
2.      Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3.      Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
Tujuan-tujuan yang harus terpenuhi dalam rangka evaluasi hasil Proses Belajar Mengajar IPS, sebagai berikut :
(1)   Untuk membuat laporan prestasi siswa berkenaan dengan PBM yang harus diketahui oleh para orang tua masing-masing.
(2)   Untuk mendapatkan umpan balik hasil evaluasi PBM IPS terhadap keberhasilan atau ketidakberhasilan kerja guru dalam melaksanakan PBM.
(3)   Untuk menentukan faktor-fakor pendorong dan penghambat keberhasilan hasil PBM, baik oleh guru maupun oleh siswa.
(4)   Untuk dapat menyusun program bimbingan individual kepada para siswa dalam rangka mepelajarai IPS
(5)   Untuk meningkatkan rangsangan kegiatan belajar kepada siswa.
Supaya evaluasi pengajaran IPS ini dapat menemukan fungsi dan tujuannya, evaluasi itu harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu.

D.    PRINSIP EVALUASI PENGAJRAN IPS
a.       Komprehensif atau Keseluruhan
Prinsip komprehensip yang harus dipenuhi pada evaluasi hasil PBM IPS yaitu bahwa evaluasi ini harus meliputi keseluruhan aspek pribadi anak-didik yang meliputi pengetahuan atau penguasaan materi, kecakapannya, keterampilannya, kesadarannya, dan sikap mentalnya.
b.      Kesinambungan atau kontinuitas
Prinsip kesinambungan yang harus dipenuhi dalam melakukan evaluasi hasil PBM IPS yaitu bahwa evaluasi ini harus dilakukan secara berkesinambungan, karena  proses pendidikan itu juga berlangsung secara berkesinambungan.
c.       Obyektivitas
Pelaksanaan evaluasi hasil PBM IPS harus didasarkan atas prisip obyektivitas, artinya mengevaluasi apa adanya. Kecenderungan subyektivitas guru IPS terhadap siswa yang dievaluasi harus disingkirkan sama sekali. Faktor emosi terhadap siswa yang dievaluasi harus ditiadakan.
d.      Komperatif
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus dilaksa¬nakan secara bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam aktivitas supervisi pendidikan. Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan guru dalam mengajar, harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak dalam evaluasi program supervisi pendidikan ini diharapkan kita dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.
e.       Berdasarkan kriteria yang valid
Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu aktivitas supervisi pendi¬dikan. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat¬ harus mempertimbangkan hakekat substansi supervisi pendidikan. Kriteria dalam evaluasi program supervisi pendidikan ada dua, yaitu pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan program supervisi pendidikan. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan patokan teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan prosentase, interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis lainnya.
f.       Fungsional
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peties” kan. Hasil evaluasi program supervisi pendidikan berarti fungsional apabila dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada saat itu. Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan benar-benar memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya adalah dapatnya ¬hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.
g.      Diagnostik
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya mampu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan apa yang dievaluasi sehingga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu setiap hasil evaluasi program supervisi pendidikan harus didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan pemecahannya.


E.     SASARAN EVALUASI PENGAJARAN IPS
Yang menjadi sasaran evaluasi pada pengajaran IPS yaitu siswa secara individual dan siswa sebagai anggota kelompok. Siswa sebagai anggota kelompok ini meliputi siswa sebagai bagian dari kelasnya, dan juga dapat kelompok yang lebih luas sebagai bagian dari angkatannya.

(1)   Evaluasi terhadap siswa secara individual, harus memenuhi prinsip komprehensif, artinya segala aspek siswa tersebut yang meliputi pengetahuannya, kecakapannya, kesadaran, dan sikap-mentalnya harus dievaluasi.
(2)   Evaluasi terhadap siswa dalam hubungan kelompoknya harus meliputi penguasaannya selaku anggota kelompok.
Itulah ketentuan yang dapat diikuti dalam melakukan evaluasi proses belajar mengajar IPS secara wajar dan terarah. (Ph. Dewanto, Drs., et.al,  Evaluasi. Penerbit CV. Saudara Salatiga, Salatiga, 1976, halaman 1920.

1.      Objek evaluasi
Yang dimaksud dengan objek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan/proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian/pengamatan. Karena pihak penilai/evaluator ingin memperoleh informasi tentang kegatan/proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu : input, transformasi, dan output.
a)      Input
Dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input tidak lain ialah calon siswa. Calon siswa sebagai pribadi yang utuh dapat ditinjau dari segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur.
b)      Kemampuan
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan itu disebut Attitutade tes.
c)      Kepribadian
Kepribadian ialah suatu yang terdapat pada diri manusia dan mennampakan bentuknya dalam tingkah laku.
d)     Sikap
Sikap itu merupakan tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancarkan keluar.
e)      Inteligensi
Kemampuan untuk bertindak terarah, berfikir rasional dan menghadapi lingkungan secara efektif (David Wechsler). Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka informasi mengenai sikap seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka disebut dengan Attitude Scale.

f)       Transformasi
Transformasi yang diibaratkan sebagai mesin pengolahan bahan mentah-bahan jadi akan memegang peran yang sanggat penting. Ia dapat menjadi faktor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan yang telah ditentukan

Unsur-unsur transformasi yang menjadi objek penilai demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan antara lain :
1)      Kurikulum atau materi pembelajaran
2)      Metode pengajaran dan cara penilaian
3)      Sarana pendidikan atau media pendidikan
4)      System administrasi
5)      Guru dan personal lainnya dalam proses pendidikan

2.      Subjek atau Sasaran Evaluasi
Subjek atau pelaku evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut subjek evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku, karena tidak setiap orang dapat melakukannnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan di mana sasaran evaluasinya adalah sasaran belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, di mana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang sifatnya baku (Standardized Test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.

F.     MODEL-MODEL EVALUASI
Ada banyak model evaluasi yang dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program.
a.      Model Evaluasi CIPP
Stufflebeam dan Shinkfield merumuskan evaluasi sebagai “suatu proses menggambarkan, memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.”
Stufflebeam dan Shinkfield membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu :
1)      Contect evaluation to serve planning decision
Evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan di capai oleh program dan merumuskan yujuan program.

2)      Input evaluation, structuring decision
Evaluasi ini membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan.

3)      Processs evaluation, to serve implementing decission
Evaluasi proses untuk membantu mengimplemantasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut terjawab prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki.

4)      Product evaluation, to serve recycling decission.
Evaluasi produk untuk membantu keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa yang dilakukan setelah program berjalan?

b.      Model Evaluasi UCLA
Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif. Ia mengemukakan lima macam evaluasi, yakni :
1)      Sistem Assessment, memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem.
2)      Program Planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
3)      Program Implementation, menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelommpok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan?
4)      Program Improvement, memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi dan bagaimana program bekerja atau berjalan?
5)      Program Certification, memberikan informasi tentang nilai atau guna program.

c.       Model Brinkerhoff
Brinkerhoff dan kawan-kawan, mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, namun dalam komposisi dan versi mereka sendiri, sebagai berikut :
1)      Fixed vs Emergent Evolution Design
Fixed, ditentukan dan direncanakan secara sistematis sebelum imprementasi di kerjakan, sedangkan Emergent Evaluation Design dibuat untuk beradaptasi dengan pengaruh dan situasi yang sedang berlangsung dan berkembang seperti menampung pendapat-pendapat audience, masalah-masalah, kegiatan program.

2)      Formative vs Summative Evaluation
Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki proyek, kurikulum, sedangkan
Evaluasi Evaluasi Sumatif digunakan untuk menilai kegunaan suatu objek.

3)      Desain Eksperimental dan Desain Quasi Eksperimental vs Natural Inguiry
Dalam hal ini, subjek penelitian di acak, perlakuan diberikan, dan pengukuran dampak di lakukan.
Tujuan dari penelitian itu yaitu untuk menilai manfaat suatu objek, suatu program atau strategi baru yang di cobakan.

4)      Model Stake atau Model Countenance
Stake menekankan adanya tiga tahap dalam program pendidikan, yaitu : Antecedents (Memasukkan), Transaction (Proses), dan Outcomec (Hasil). Stake mengatakan bahwa tak ada penelitian dapat di andalkan apabila tidak dinilai.

d.      Model kirkpatrick
Model evaluasi yang dikembangkan oleh kirkpatrickdikenal dengan Evaluation Training Programs: The Four Level. Evaluasi terhadap program training mencakup empat level evaluasi, yaitu: Reaction, Learning, behavior dan Result Evaluation.
Reaction Evaluation berarti mengukur kepuasan peserta (Custumer Satisfaction). Learning Evaluation berarti mengukur perubahan perubahan sikap, pengetahuan maupun keterampilan peserta setelah mengikuti program pelatihan.
Result Evaluation memfokuskan pada hasil akhir (Final Result) yang terjadi karena peserta telah mengikuti suatu program.termasuk dalam kategori hasil akhir dari suatu program training diantaranya adalah kenaikan produksi, peningkatan kualitas, penurunan biaya, penurunan kuantitas terjadinya kecelakaan kerja, penurunan turnuver dan kenaikan keuntungan.

e.       Model kualitas dan output pembelajaran (Model EKOP)
Model evaluasi ini merupakan kombinasi dari model CIPP (Contect, Input, Process, Product) dari stufflebeam dengan Kirkpatrick Evaluation Program dengan pengurangan dan perluasan pada beberapa aspek evaluasi.

G.    ALAT EVALUASI

Alat Evaluasi Pendidikan non TesTeknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan tes. Tehnik peniaian ini umunya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok.
Penggolongan tehnik non tes
a.       Observasi (pengamatan). Observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
• Observasi Partisipatif dan nonpartisipatif (Pengamat ikut serta atau tidak ikut serta dalam pengamatan yang dilakukan).
• Observasi sistematis dan Nonsistematis (Faktor-faktor yang diamati sudah diatur menurut kategorinya atau sebaliknya).
• Observasi eksperimental (Observasi dilakukan apabila pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok).

b.      Wawancara (interview). Ada 2 jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi. Yaitu:
• Wawancara terpimpin (Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun terlebih dahulu).
• Wawancara tidak terpimpin (Responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya).

c.       Angket (Questionare). Ditinjau dari stukturnya angket dapat dibagi menjadi 2 macam:
• Angket berstuktur
• Angket tidak berstruktur

d. Pemeriksaan Dokumen (Dukomentary Analisis)




BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Evaluasi Pendidikan Ilmu Sosial merupakan alat yang sangat penting untuk megetahui kemampuan dan keefektifan penyampaian materi oleh guru bidang studi. Prestasi siswa dapat diketahui ketika diadakan evaluasi tersebut.
Tentu dalam pelaksanaan evaluasi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik dan benar tanpa menggunakan metode evaluasi yang baik. Metode evaluasi ada karena untuk digunakan bagaimana cara untuk mengevaluasi peserta didik dan cara untuk mengetahui apakah meteri penyampaiannya tepat sasaran atau tidak.
Evaluasi mempunyai beberapa fungsi :
1.      Untuk mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperolehnya pada PBM IPS.
2.      Untuk menemukan kelemahan-kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan tujuan yang telah dilaksanakan
3.      Untuk mengungkap terpenuhi tidaknya tugas guru dalam PBM IPS yang telah dilakukan.
4.      Untuk mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual.

Tujuan-tujuan yang harus terpenuhi dalam rangka evaluasi hasil Proses Belajar Mengajar IPS, sebagai berikut :
(1)   Untuk membuat laporan prestasi siswa berkenaan dengan PBM yang harus diketahui oleh para orang tua masing-masing.
(2)   Untuk mendapatkan umpan balik hasil evaluasi PBM IPS terhadap keberhasilan atau ketidakberhasilan kerja guru dalam melaksanakan PBM.
(3)   Untuk menentukan faktor-fakor pendorong dan penghambat keberhasilan hasil PBM, baik oleh guru maupun oleh siswa.
(4)   Untuk dapat menyusun program bimbingan individual kepada para siswa dalam rangka mepelajarai IPS
(5)   Untuk meningkatkan rangsangan kegiatan belajar kepada siswa.

Supaya evaluasi pengajaran IPS ini dapat menemukan fungsi dan tujuannya, evaluasi itu harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu.
a.       Komprehensif atau Keseluruhan
b.      Kesinambungan atau kontinuitas
c.       Obyektivitas
d.      Komperatif
e.       Berdasarkan kriteria yang valid
f.       Fungsional
g.      Diagnostik

Model-model evaluasi pendidikan ilmu sosial :
a.       Model Evaluasi CIPP
b.      Model Evaluasi UCLA
c.       Model Brinkerhoff
d.      Model kirkpatrick
e.       Model kualitas dan output pembelajaran (Model EKOP)

Alat-alat evaluasi pendidikan ilmu sosial :
a.       Observasi (pengamatan)
b.      Wawancara (interview)
c.       Angket (Questionare)
d. Pemeriksaan Dokumen (Dukomentary Analisis)





B.     SARAN
Evaluasi pendidikan ilmu sosial harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui seberapa pemahaman peserta didik tentang materi yang disampaikan kaitannya dengan Pendidikan Ilmu Sosial.
Dalam evaluasi sebaiknya menggunakan metode-metode yang ada, sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi pendidikan ilmu sosial yang berlaku.
Melakukan evaluasi pendidikan ilmu sosial menggunakan alat yang tidak hanya berupa tes saja, seperti yang diungkapkan dalam makalah ini.




















DAFTAR PUSTAKA


digg.com/news/story/Inteligensi_Definisi_Teoritis_dan_Karakteristik

Dr. Farida Yusuf Tayitnapis, M. Pd., 2008, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi Untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta : Rineka

Drs. H. Daryanto, 2008, Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

http://www.umpwr.ac.idwebdownloadpublikasiilmiahModel_Evaluasi_Program_Pembelajaran_IPS_di_SMP.pdf

Sumaatmadja, N, Metode Pengajaran IPS. Bandung. Alumni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar